Horornya mengedit tulisan orang

Belajar Self-editing



source: pinterest

                Ketika mendapat tugas "Mengkoreksi tulisan teman" di kelas wag "Nulis dan ngeblog itu asyik", reaksi pertamaku adalah...

                   "Whaaaaaaat??! wong tulisan di blogku aja masih berantakan, eh ini disuruh mengkoreksi tulisan orang lain?" 🙈🙈🙈

                Tetiba merinding sendiri. Bukan apa-apa, kalau aku sendiri tidak bisa melihat kesalahan sendiri, bagaimana mungkin aku bisa menemukan kesalahan orang lain. Tapi seperti yang kak Maria Magdalena tulis di blog nya, http://mariamagdalena.hu-sa.in/2020/07/mengedit-tulisan-orang-lain-ah-gampang.html, seharusnya lebih mudah menemukan kesalahan orang lain dibandingkan kesalahan sendiri. Baiklah, mari kita coba! 😆😆





                   Aku kebagian mengkoreksi tulisannya mba Rendy Selviana https://journalrendyselviana.blogspot.com/2020/07/cooking-with-love.html?m=1#more. Di tulisan sebelumnya, mba Rendy pernah membahas kalau dia tipe orang yang kalau nulis itu : Tulis, hapus, tulis, hapus lagi. Nah, Ini nih setipe banget sama aku. 😆😆😆🙊Jadi sebetulnya dengan mengkoreksi tulisan mba Rendy, aku dengan tidak langsung juga sedang mengkoreksi tulisanku sendiri. 


                    Tulisan mba Rendy yang akan aku koreksi adalah tulisannya yang me-review buku Cooking with Love karya nya Dapur Mommychaa. Ini penampakan bukunya yang mba Rendy pilih di blog nya. 



                    Aku suka banget karena mba Rendy memilih judul tulisannya sesuai buku yang akan dia review. Entah kenapa kalau aku sudah baca judul yang ada kata "Love", pasti deh langsung aku klik. Jadi dari judul saja tulisan mba Rendy sudah berhasil menarik perhatianku. 

                  Untuk pembuka tulisan, mba Rendy menulis;
"Memasak terkadang suka menemukan kejemuan karena menu nya itu lagi itu lagi"

            Ketika di baca, seperti ada kata-kata yang hilang dalam kalimat diatas sehingga terdengar agak aneh ketika diucapkan. Sebetulnya, aku juga sering banget membuat kalimat seperti kalimat mba Rendy ini. Sometimes it makes more sense in my head than it is in my writing. Makanya aku sering hapus, tulis, hapus lagi 😆😆😆

        Lalu, bagaimana sebaiknya membuat kalimat ini menjadi lebih enak untuk dibaca. Mungkin mba Rendy bisa menambahkan beberapa kata untuk lebih melengkapi kalimatnya. 

"Dalam hal memasak, terkadang aku suka sekali menemukan rasa jemu karena menunya itu lagi, itu lagi." 

        Kalimat terakhir pada pharagraph pertama pun akan lebih enak untuk dibaca dengan menambahkan beberapa kalimat saja.
 
"terus berulang ketika bosan tinggal gerakan jarimu alias jajan online."
           
            Bagaimana kalau kita tulis seperti ini;

"terus saja berulang dan ketika bosan, kita tinggal menggerakan jari saja alias jajan online." 

            Dalam penulisan blog, ketika kita ingin memberikan informasi lebih dalam melalui link, akan lebih memudahkan pembaca jika kita membuat link tersebut hidup sehingga pembaca bisa langsung mengklik link tersebut untuk mendapatkan info lebih lanjut.

        Dalam hal ini, mba Rendy ingin menginfokan tentang Instagram penulis buku ini
 "Pengarang bukunya cukup update di Instagram dengan nama account @Icha.Irawan, dan selalu ramah dalam membalas komen followers nya." 
            Akan sangat memudahkan kami sebagai pembaca jika mba Rendy langsung memberikan tautan link yang mengarah langsung ke  Instagram sang penulis.  Jadi postingan blog mba Rendy bisa menjadi ajang promosi penulis juga karena bisa mendatangkan traffic ke sosial medianya. 
         
            Sebetulnya aku masih penasaran banget sama buku yang di review mba Rendy ini. Berharap mba Rendy bisa lebih menjabarkan lebih detil tentang resep yang berhasil membuat paradigma nya berubah tentang pembuatan sup. Apakah resep versi buku ini memang lebih enak dibandingkan dengan versi yang selama ini mbak Rendy buat? 

            Menulis ini aku jadi sadar, terkadang kita butuh menempatkan posisi kita di posisi pembaca. Adakah kalimat yang akan membuat pembaca bingung? Adakah informasi lebih yang bisa kita sajikan dalam tulisan kita? 

            Jadi self-editing itu memang sangat diperlukan untuk menulis. Hanya saja aku dalam posisi dimana "yah tulis aja dulu!". Seperti yang kak Irai dan ce Maria selalu tekankan. Tetap menulis dan teruslah menulis! 
    
            
        
               Tetap semangat mba Rendy!! Kita sama-sama belajar ya. And Keep up the good work 😘😘😘
  
                Love,
        
                CJ Family 
 

Comments

  1. suka banget dengan Gaya Bahasa dan tulisan Mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aww Thank you!! Agak ngeri-ngeri sedap nulis postingan ini karena tulisanku aja banyak salahnya hahaha. Thank you udah mampir mba :-)

      Delete

Post a Comment

Popular Posts